Sebagai Sarana Berkumpul Talent Talent Muda yang Berbudi, kelompok Profesional Dengan Dedikasi Tinggi....dalam bidang Ilmiah......: Diskusi, Curah Pendapat, Meneliti, Konsultan, Pendampingan.... Ini bidang konsentrasinya..... Gabung ?
BENTENG PASSO - AMBON
(Foto: Amanda'S)
Senin, 13 Januari 2014
Senin, 06 Januari 2014
Strategi Penanggulangan Geohelminths Melalui Idenfikasi Lingkungan Risiko Dan Bahan Dasar Obat Cacing Di Satuan Lahan Endemis Pesisir Perdesaan Pulau Ambon
Oleh: Salakory Melianus*),. G.E.Tetelepta**),.R.B.Riry*)
Sesuai SK Menteri Kesehatan RI (2006), Brooker (2000, 2004, 2006), Salakory (2010), kontrol terhadap Geohelminths dapat dilakukan dengan beberapa intervensi yaitu; perlu dilakukan penelitian terintegrasi untuk menemukan lingkungan risiko dan daerah endemis, membentuk persepsi sehat masyarakat khususnya di daerah dengan lingkungan risiko tinggi, melakukan pengobatan masal dengan pendekatan berbasis local wisdom. Pengobatan masal dengan pendekatan local wisdom dimaksudkan untuk mendorong perilaku pencarian pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
Dilakukan analisis citra satelit multyspectral untuk mengetahui komponen lingkungan risiko. Hasil interpretasi citra, kemudian diolah melalui Sistem Informasi Geografi dengan program ArcView untuk menghasilkan peta distribusi lingkungan risiko Geohelminths tersebut. Penduduk dengan risiko terinfeksi Geohelminths yang tinggal pada satuan lahan sesuai lingkungan risiko akan diperiksakan faeces-nya untuk mengetahui prevalensi infeksi akibat Geohelminths, melakukan identifikasi dan uji aktivasi terhadap bahan-bahan dasar obat cacing yang diperoleh dari lingkungan sekitar (local wisdom).
Tahapan selanjutnya adalah membuat software sistem informasi lingkungan risiko Geohelminths. Atas dasar rekomendasi kebijakan tersebut, dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pada kelompok risiko. Tindakan pencegahan berupa pemilihan Da’I dan Dokter cilik kondang. Pengobatan kepada kelompok risiko yang positif Geohelminths dilakukan dengan menggunakan obat-obat yang berasal dari lingkungan sekitar (local wisdom).
Kegunaan hasil diharapkan dapat terbentuk persepsi sehat di kelompok risiko, menurunkan angka prevalensi Geohelminths, menggunakan obat-obat cacing dengan bahan dasar yang diperoleh dari lingkungan pesisir pulau Ambon, memberikan rujukan kebijakan bagi pengambil kebijakan bidang kesehatan di provonsi Maluku.
Metode yang dipergunakan adalah kombinasi Survey, True Exsperimen di laboratorium, dan Pengembangan.
Untuk mendapatkan data lingkungan risiko Geohelminths di daerah endemis pesisir perdesaan Pulau Ambon secara akurat dan cepat maka dipergunakan citra Landsat TM. Perolehan citra Landsat TM melalui kerja sama dengan Jurusan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada dengan pihak LAPAN. Citra Landsat TM yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program Er mapper untuk memperoleh data penggunaan. Data hasil interpretasi citra Landsat TM+ tersebut, kemudian diolah dengan ArcView untuk menghasilkan peta-peta tematik, yang kemudian dipadukan dengan beberapa peta hasil produksi Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (tahun 1985). Diperoleh 3 buah peta tematik yaitu; peta jenis tanah, peta bentuk lahan dan, peta penggunaan lahan, hasil tumpang tindihnya dihasilkan peta satuan lahan. Dihasilkan pula 9 buah peta tematik lingkungan risiko. Kesembilan buah peta tematik tersebut kemudian ditumpangtindihkan kepada peta satuan lahan, sehingga diperoleh peta-peta tematik lingkungan risiko menurut satuan lahan.
Data lingkungan risiko Geohelminths yang terdiri dari: data jenis tanah yang meliputi jenis tanah Aluvial dan jenis tanah Rensina, data tekstur tanah yang meliputi kandungan pasir, kandungan debu, dan kandungan lempung, data suhu permukaan, data porositas tanah, data kandungan air tanah lapang, data permeabilitas tanah, data pH tanah, data kerapatan vegetasi, data organisme tanah, dan data perakaran di tanah. Dilakukan pula uji hipotesis dengan menggunakan t Test untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi.
Sharing peneliti dengan ibu-ibu dusun Hurnala Negeri Tulehu Kecamatan Salahutu dan ibu-ibu Negeri wakal Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah berhasil teridentifikasi 4 bahan obat cacing lokal yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Obat-obat cacing tradisional tersebut selama ini sudah dipergunakan sejak lama secara turun temurun dari orang tua mereka.
. Hasil uji aktivasi Laboratorium terhadap 4 bahan dasar obat yang secara turun temurun sering dipergunakan masyarakat pesisir dalam mengobati kecacingan anggota keluarga mereka, menunjukkan bahwa daun Paederia scandes (kentut-kentut) memiliki spektrum luas dalam mengatasi kecacingan (infeksi oleh Geohelminths), disusul oleh Crassostrea (Rock oyster), kulit pohon Plumeria acuminate (kamboja) dan biji Leucaena leucocephala (Lamtorogung).
Hal mana ditandai dengan besar kecilnya nilai Indeks DGR baik untuk telur dan larva Hookworm, telur Ascaris lumbricoides, maupun Trichuris trichiura. Dengan telah teridefikasi dan dihasilkannya peta lingkungan risiko Geohelminth di daerah endemis pesisir perdesaan Pulau Ambon, maka diharapkan dapat memberikan informasi akurat kepada para perencana dan pengambil kebijakan di bidang kesehatan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten dengan seluruh stake holdersnya dalam melakukan penanggulangan permasalahan kecacingan di masyarakat secara efektif dan efisien. Dengan telah teridetifikasinya 4 bahan obat cacing lokal yang diperoleh dari lingkungan sekitar dan obat-obat cacing tradisional tersebut selama ini sudah dipergunakan sejak lama secara turun temurun dari orang tua mereka, maka diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pengujian aktivasi toksik maupun klinisnya sebelum dirujuk sebagai bahan dasar obat cacing maupun sebagai obat cacing yang aman untuk dikonsumsi. SEMOGA SUKSES.....
Hal mana ditandai dengan besar kecilnya nilai Indeks DGR baik untuk telur dan larva Hookworm, telur Ascaris lumbricoides, maupun Trichuris trichiura. Dengan telah teridefikasi dan dihasilkannya peta lingkungan risiko Geohelminth di daerah endemis pesisir perdesaan Pulau Ambon, maka diharapkan dapat memberikan informasi akurat kepada para perencana dan pengambil kebijakan di bidang kesehatan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten dengan seluruh stake holdersnya dalam melakukan penanggulangan permasalahan kecacingan di masyarakat secara efektif dan efisien. Dengan telah teridetifikasinya 4 bahan obat cacing lokal yang diperoleh dari lingkungan sekitar dan obat-obat cacing tradisional tersebut selama ini sudah dipergunakan sejak lama secara turun temurun dari orang tua mereka, maka diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pengujian aktivasi toksik maupun klinisnya sebelum dirujuk sebagai bahan dasar obat cacing maupun sebagai obat cacing yang aman untuk dikonsumsi. SEMOGA SUKSES.....
Langganan:
Postingan (Atom)